Nabi Muhammad SAW
adalah nabi yang terakhir. Setelah nabi Muhammad SAW tidak ada nabi lagi. Nabi
Muhammad SAW adalah panutan atau teladan bagi umat Islam. Berikut ini sekelumit
kisahnya:
Masa Kelahiran Nabi
Muhammad SAW dan Kebiasaan Masyarakat Jahiliyah
Pada masa kelahiran
Nabi Muhammad SAW terdapat kejadian yang luar biasa yaitu ada serombongan pasukan
Gajah yang dipimpin Raja Abrahah (Gubernur kerajaan
Habsyi di Yaman) hendak menghancurkan Kakbah karena negeri Makkah semakin ramai
dan bangsa Quraisy semakin terhormat dan setiap tahunnya selalu padat umat
manusia untuk haji. Ini membuat Abrahah iri dan Abrahah berusaha membelokkan
umat manusia agar tidak lagi ke Makkah. Abrahah mendirikan gereja besar di
Shan’a yang bernama Al-Qulles. Namun tak seorang pun mau datang ke
gereja Al Qulles itu. Abrahah marah besar dan akhirnya mengerahkan tentara
bergajah untuk menyerang Kakbah. Didekat Makkah pasukan bergajah merampas harta
benda penduduk termasuk 100 ekor Unta Abdul Muthalib
Dengan tak disangka
Abdul Munthalib kedatangan utusan Abrahah supaya menghadap ke Abrahah. Yang
pada akhirnya Abdul Munthalib meminta Untanya untuk dikembalikan dan bersedia
mengungsi bersama penduduk dan Abdul Munthalib berdo’a kepada Allah supaya
Kakbah diselamatkan.
Keadaan kota Makkah
sepi tentara Abrahah dengan leluasa masuk Makkah dan siap untuk menghancurkan
Kakbah. Allah SWT mengutus burung Ababil untuk membawa kerikil
Sijjil dengan paruhnya. Kerikil itu dijatuhkan tepat mengenai kepala
masing-masing pasukan bergajah tersebut hingga tembus ke badan sampai mati.
Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur’an surat Al Fiil ayat 1-5. (QS 105 :1-5).
Pasukan bergajah hancur lebur mendapat adzab dari Allah SWT.
Pada masa itu lahir
bayi yang diberi nama Muhammad dari kandungan ibu Aminah dan yang
ber-ayahkan Abdullah. Muhammad lahir sudah yatim karena saat nabi Muhammad
SAW masih dalam kandungan ayahnya sudah meninggal dunia. Nabi Muhammad
SAW lahir pada hari Senin, 12 Rabiul Awal tahun Gajah dan
bertepatan tanggal 22 April 571 M.
Kebiasaan Masyarakat
Jahiliyah
Pada zaman kelahiran
nabi Muhammad SAW masyarakat Makkah mempunyai kebiasaan jahiliyah yaitu
kebiasaan menyembah patung atau berhala. Jahiliyahartinya zaman
kebodohan. Yang disembah bukan Allah tetapi patung atau berhala dan
kebiasaannya sangat buruk yaitu mabuk, berjudi, maksiat dan merendahkan derajat
wanita. Mereka hidup berpindah-pindah dan terpecah dalam suku-suku yang disebut
kabilah. Hidup serba bebas tidak ada aturan dalam bermasyarakat. Sehingga
kehidupan sangat kacau balau.
Nah, di saat
kekacaubalauan masyarakat Makkah itu lahir Nabi Muhammad SAW sebagai Rahmat
bagi seluruh alam.
Masa Kanak-Kanak Nabi
Muhammad SAW hingga Masa Kerasulannya
Kebiasaan di kalangan
pemuka pada saat itu apabila mempunyai bayi, maka bayi yang baru lahir itu
dititipkan kepada kaum ibu pedesaan. Dengan tujuan agar dapat menghirup udara
segar dan bersih serta untuk menjaga kondisi tubuh ibunya agar tetap sehat.
Menurut riwayat,
setelah Muhammad dilahirkan disusui oleh ibunya hanya beberapa hari saja, Tsuaibah menyusui
3 hari setelah itu oleh Abdul Munthalib disusukan kepada Halimah
Sa’diyah istri Haris dari kabilah Banu Saad.
Semenjak kecil
Muhammad memiliki keistimewaan yaitu badannya cepat besar, umur 5 bulan
sudah dapat berjalan dan umur 9 th sudah lancar berbicara serta umur 2 th sudah
menggembalakan kambing dan wajahnya memancarkan cahaya.
Muhammad diasuh
Halimah selama 6 th. Pada usia 4 th Muhammad didekati oleh malaikat Jibril dan
menelentangkannya lalu membelah dada dan mengeluarkan hati serta segumpal darah
dari dada nabi Muhammad SAW lalu Jibril mencucinya kemudian menata kembali ke tempatnya
dan Muhammad tetap dalam keadaan bugar.
Dengan adanya
peristiwa pembelahan dada itu, Halimah khawatir dan mengembalikan Muhammad ke
ibundanya. Pada usia 6 th nabi diajak Ibunya untuk berziarah ke makam ayahnya
di Yatsrib dengan perlalanan 500 km. Dalam perjalanan pulang ke Makkah Aminah
sakit dan akhirnya meninggal di Abwayang terletak antara Makkah dan
Madinah.
Nabi Muhammad lantas
ditemani Ummu Aiman ke Makkah dan diantarkan ke tempat
kakeknya yaitu Abdul Munthalib. Sejak itu Nabi menjadi yatim piyatu tidak punya
ayah dan ibu. Abdul Munthalib sangat menyayangi cucunya ini (Muhammad) dan pada
usia 8 th 2 bl 10 hari Abdul Munthalib wafat. Kemudian Nabi diasuh oleh
pamannya yang bernama Abu Thalib.
Abu Thalib mengasuh
menjaga nabi sampai umur lebih dari 40 th. Pada usia 12 th nabi diajak Abu
Thalib berdagang ke Syam. Di tengah perjalanan bertemu dengan pendeta Bahira.
Untuk keselamatan nabi Bahira meminta abu Thalib kembali ke Makkah.
Ketika Nabi berusia
15 th meletus perang Fijar antara kabilah Quraisy bersama Kinanah dengan Qais
Ailan. Nabi ikut bergabung dalam perang ini dengan mengumpulkan anak-anak panah
buat paman-paman beliau untuk dilemparkan kembali ke musuh.
Pada masa remajanya
Nabi Muhammad biasa menggembala Kambing dan pada usia 25 th menjalankan barang
dagangan milik Khadijah ke Syam. Nabi Muhammad SAW dipercaya untuk berdagang
dan ditemani oleh Maisyarah. Dalam berdagang nabi SAW jujur dan amanah serta
keuntungannya melimpah ruah.
Peristiwa tentang
cara dagangnya nabi SAW itu diceritakan Maisyarah ke Khadijah. Lantas Khadijah
tertarik dan mengutus Nufaisah Binti Mun-ya untuk menemui Nabi agar mau menikah
dengan Khadijah. Setelah itu Nabi memusyawarahkan kepada pamannya dan
disetujuinya akhirnya Khadijah menikah dengan Nabi Muhammad SAW dengan mas
kawin 20 ekor Onta Muda.
Usia Khadijah waktu
itu 40 th dan Nabi Muhammad SAW 25 th.
Dalam perkawinannya
Nabi dianugerahi 6 putra-putri yaitu Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayah, Ummu
Kulsum dan Fatimah. Semua anak laki-laki nabi wafatwaktu masih kecil dan anak
perempuannya yang masih hidup sampai nabi wafat adalah Fatimah.
Masa Kerasulan Nabi
Muhammad SAW
Pada usia 35 th lima
tahun sebelum kenabian ada suatu peristiwa yaitu Makkah dilanda banjir besar
hingga meluap ke baitul Haram yang dapat meruntuhkan Kakbah. Dengan peristiwa
itu orang-orang Quraisy sepakat untuk memperbaiki Kakbah dan yang menjadi
arsitek adalah orang Romawi yang bernama Baqum.
Ketika pembangunan
sudah sampai di bagian Hajar Aswad mereka saling berselisih tentang siapa
yang meletakkan hajar Aswad ditempat semula dan perselisihan ini sampai 5 hari
tanpa ada keputusan dan bahkan hampir terjadi peretumpahan darah. Akhirnya Abu
Umayah menawarkan jalan keluar siapa yang pertama kali masuk lewat pintu Masjid
itulah orang yang memimpin peletakan Hajar Aswad. Semua pada sepakat dengan
cara ini. Allah SWT menghendaki ternyata yang pertama kali masuk pintu
masjid adalah Rasulullah SAW dan yang berhak adalah Rasulullah.
Orang-orang Quraisy
berkumpul untuk meletakkan Hajar Aswad . Rasulullah meminta sehelai selendang
dan pemuka-pemuka kabilah supaya memegang ujung-ujung selendang lalu
mengangkatnya bersama-sama. Setelah mendekati tempatnya Nabi mengambil Hajar
Aswad dan meletakkannya ke tempat semula akhirnya legalah semua. Mereka pada
berbisik dan menjuluki “Al-Amin” yang artinya dapat dipercaya.
Nabi Muhammad SAW
mempunyai kelebihan dibanding dengan manusia biasa, beliau sebagai orang yang
unggul, pandai, terpelihara dari hal-hal yang buruk, perkataannya lembut,
akhlaknya utama, sifatnya mulia, jujur terjaga jiwanya, terpuji kebaikannya,
paling baik amalnya, tepat janji, paling bisa dipercaya sehingga mendapat
julukan Al-Amin dan beliau juga membawa bebannya sendiri, memberi kepada orang
miskin, menjamu tamu dan menolong siapapun yang hendak menegakkan kebenaran.
Pada saat Nabi
Muhammad SAW hampir berusia 40 th kesukaannya mengasingkan diri
dengan berbekal Roti dan pergi ke Gua Hira di Jabal Nur.
Rasulullah di Gua Hira beribadah dan memikirkan keagungan alam. Pada usia genap
40 th Nabi dianggkat menjadi Rasul. Beliau menerima wahyu yang pertama di gua
Hira dengan perantaraan Malaikat jibril yaitu surat Al-Alaq ayat 1-5.
Ketika Nabi
berada di gua Hira datang malaikat Jibril dan memeluk Nabi sambil berkata
“Bacalah”. Jawab Nabi “Aku tidak dapat membaca” Lantas Malaikat memegangi dan
merangkul Nabi hingga sesak kemudian melepaskannya dan berkata lagi “Bacalah”.
Jawab Nabi”Aku tidak bisa membaca”. Lantas Malaikat memegangi dan merangkulnya
lagi sampai ketiga kalinya sampai Nabi merasa sesak kemudian melepasknnya.
Lalu Nabi bersedia mengikutinya (Surat Al-Alaq ayat 1-5). QS 96 : 1-5)
Rasulullah mengulang
bacaan ini dengan hati yang bergetar lalu pulang dan menemui Khadijah
(isterinya) untuk minta diselimutinya. Beliau diselimuti hingga tidak lagi
menggigil tapi khawatir akan keadaan dirinya.
Khadijah menemui
Waraqah bin Naufal dan menceritakan kejadian yang dialami oleh Nabi. Waraqah
menanggapi “Maha suci, Maha suci, Dia benar-benar nabi umat ini, katakanlah
kepadanya, agar dia berteguh hati.
Rasulullah Berdakwah
Rasulullah SAW di
kala mengasingkan diri di Gua Hira dengan perasaan cemas dan khawatir tiba-tiba
terdengan suara dari langit, beliau menengadah tampak malaikat jibril. Beliau
menggigil, ketakutan dan pulang minta kepada isterinya untuk menyelimutinya.
Dalam keadaan berselimut itu datang Jibril menyampaikan wahyu yang ke dua yaitu
surat Al Muddatsir (QS 74 ayat 1-7).
Dengan turunnya wahyu
ini Rasulullah SAW mendapat tugas untuk menyiarkan agama Islam dan mengajak
umat manusia menyembah Allah SWT.
1). Menyiarkan
Agama Islam Secara Sembunyi-Sembunyi
Setelah Rasulullah
SAW menerima wahyu kedua mulailah beliau dakwah secara sembunyi-sembunyi dengan
mengajak keluarganya dan sahabat-sahabat beliau seorang demi seorang masuk
Islam.
Orang-orang
yang pertama-tama masuk Islam adalah:
a). Siti Khadijah
(Istri Nabi SAW)
b). Ali Bin Abi
Thalib (Paman Nabi SAW)
c). Zaid Bin Haritsah
(Anak angkat Nabi SAW)
d). Abu Bakar
Ash-Shidiq (Sahabat Dekat Nabi SAW)
Orang-orang
yang masuk Islam dengan perantaraan Abu Bakar Ash-Shidiq yaitu:
a). Utsman Bin Affan
b). Zubair Bin Awwam
c). Saad Bin Abi
Waqqash
d). Abdurahman Bin
Auf
e). Thalhah Bin
“Ubaidillah
f). Abu Ubaidillah
Bin Jarrah
g). Arqam Bin Abil
Arqam
h). Fatimah Binti
Khathab
Mereka itu diberi
gelar “As-Saabiqunal Awwaluun” Artinya orang-orang yang terdahulu
dan yang pertama-tama masuk Islam dan mendapat pelajaran tentang Islam langsung
dari Rasulullah SAW di rumah Arqam Bin Abil Arqam.
2). Menyiarkan Agama
Islam Secara Terang-Terangan
Tiga tahun lamanya
Rasulullah SAW dakwah secara sembunyi sembunyi dari satu rumah ke rumah
lainnya. Kemudian turun surat Al Hijr: 94 (QS 15 ayat 94).
Artinya”Maka
sampaikanlah secara terang-terangan segala apa yang telah diperintahkan
kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang musyrik (QS Al Hijr : 15).
Dengan turunnya ayat
ini Rasulullah SAW menyiarkan dakwah secara terang-terangandan meninggalkan
cara sembunyi-sembunyi. Agama Islam menjadi perhatian dan pembicaraan yang
ramai dikalangan masyarakat Makkah. Islam semakin meluas dan pengikutnya
semakin bertambah.
Bagaimana tanggapan
orang-orang Quraisy?
Orang-orang quraisy
marah dan melarang penyiaran islam bahkan nyawa Rasul terancam. Nabi beserta
sahabatnya semakin kuat dan tangguh tantangan dan hambatan dihadapi dengan
tabah serta sabar walaupun ejekan, cacian, olok-olokan dan tertawaan,
menjelek-jelekkan, melawan al-Qur’an dan memberikan tawaran bergantian dalam
penyembahan.
Dakwah secara
terangan ini walaupun banyak tantangan banyak yang masuk Agama Islam dan untuk
penyiaran Islam Nabi SAW ke Habasyah (Etiopia),Thaif, dan Yatsrib (Madinah).
Sehingga Islam meluas dan banyak pengikutnya.
Pada masa kerasulan
Nabi Muhammad SAW th ke 10 pada saat “Amul Khuzni”artinya tahun duka cita yaitu
Abu Thalib (pamannya wafat) dan siti Khadijah (istri nabi juga wafat) serta
umat Islam pada sengsara. Ditengah kesedihan ini Nabi Muhammad dijemput oleh
Malaikat Jibril untuk Isra’ Mi’raj yaitu sebuah perjalanan
dari masjidil Aqsha ke Masjidil Haram dan dari Masjidil Haram menuju ke
Sidratul Muntaha untuk menghadap Allah SWT untuk menerima perintah shalat
lima waktu.
Rasulullah SAW
sebagai Uswatun Hasanah
Uswatun Hasanah
artinya teladan yang baik. Panutan dan teladan umat Islam adalah Nabi Muhammad
SAW. seorang laki-laki pilihan Allah SWT yang diutus untuk menyampaikan ajaran
yang benar yaitu Agama Islam. Oleh sebab itu, kita sebagai muslim harus meniru
dan mencontoh kepribadian beliau. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam QS Al
Ahzab ayat 21 yang berbunyi:
Artinya”Sesungguhnya
telah ada pada diri Rasulullah SAW suri teladan yang baik bagimu bagi orang
yang mengharap rahmat Allah SWT dan hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah.(QS Al Ahzab:21).
Untuk dapat
meneladani Rasulullah SAW harus banyak belajar dari Al-Qur’an dan Al Hadits.
Sebagai salah satu contoh saja yaitu tentang kejujuran dan amanah atau dapat
dipercayanya nabi Muhammad SAW.
Sifat Rasulullah SAW
Rasulullah SAW
mempunyai sifat yang baik yaitu:
1). Siddiq
Siddiq artinya jujur dan
sangat tidak mungkin Rasulullah bersifat bohong
(kidzib)
Rasulullah sangat
jujur baik dalam pekerjaan maupun perkataannya. Apa yang
dikatakan dan
disampaikan serta yang diperbuat adalah benar dan tidak bohong.
Karena akhlak
Rasulullah adalah cerminan dari perintah Allah SWT.
2). Amanah
Amanah artinya dapat
dipercaya.
Sangat tidak mungkin
Rasulullah bersifat Khianat atau tidak dapat dipercaya.
Rasulullah tidak
berbuat yang melanggar aturan Allah SWT. Rasulullah taat
kepada Allah SWT. Dan
dalam membawakan risalah sesuai dengan petunjuk
Allah SWT tidak
mengadakan penghianatan terhadap Allah SWT maupun
kepada umatnya.
3). Tabligh
Tabligh artinya
menyampaikan.
Rasulullah sangat
tidak mungkin untuk menyembunyikan (kitman).
Setiap wahyu dari
Allah disampaikan kepada umatnya tidak ada yang ditutup-
tutupi atau
disembunyikan walaupun yang disampaikan itu pahit dan bertentangan dengan
tradisi orang kafir.
Rasulullah menyampaikan
risalah secara sempurna sesuai dengan perintah Allah SWT.
4). Fathonah
Fathonah artinya
cerdas
Sangat tidak mungkin
Rasul bersifat baladah atau bodoh.
Para Rasul semuanya
cerdas sehingga dapat menyampaikan wahyu yang telah
diterima dari Allah SWT.
Rasul adalah manusia pilihan Allah SWT maka sangat tidak mungkin Rasul itu
bodoh. Apabila bodoh bagaimana bisa menyampaikan wahyu Allah.
Haji Wada’ Rasulullah
SAW
Pada tahun 10 H, nabi
Muhammad SAW melaksanakan haji yang terakhir yautu haji wada’. Sekitar 100 ribu
jamaah yang turut serta dalam ibadah haji bersama beliau. Pada saat wukuf di
arafah Nabi SAW menyampaikan khutbahnya dihadapan umatnya yaitu yang berisi
pelarangan melaksanakan penumpahan darah kecuali dengan cara yang benar,
melarang mengambil harta orang lain dengan cara yang tidak benar, melarang
makan makanan yang riba dan menganiaya, hamba sahaya harus diperlakukan dengan
baik, dan umatnya supaya berpegang teguh dengan Al Qur’an dan sunah Nabi SAW.
Dalam surat Al Maidah
ayat 3 telah diungkapkan bahwa:
Artinya: “ Pada hari
ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan sungguh telah Aku cukupkan
nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu.” (Q.S. Al Maidah
(5) : 3).
Ayat ini menjelaskan
bahwa dakwah nabi Muhammad SAW telah sempurna. Nabi Muhammad SAW dakwah selama
23 tahun. Pada suatu hari beliau merasa kurang enak badan, badan beliau semakin
tambah melemah, beliau menunjuk Abu Bakar sebagai imam pengganti beliau dalam
shalat. Pada tanggal 12 Rabiul Awwal tahun 11 Hijriyah beliu wafat dalam usia
63 tahun.
B. Nabi Muhammad SAW
Rahmatan Lil ‘Alamin
Nabi Muhammad SAW
adalah nabi akhiruzzaman yaitu nabi yang terakhir di dunia ini. Maka setelah
nabi Muhammad Saw tidak ada nabi lagi di dunia ini. Allah SWT mengutus
nabi Muhammad SAW sebagai rahmatan lil ‘Alamin yaitu untuk semua manusia dan
bangsa. Nabi Muhammad Saw diutus untuk memberikan bimbingan kepada manusia agar
menjalani hidup yang benar sehingga dapat memperoleh kebahagiaan di dunia
maupun di akherat.
Misi Nabi Muhammad SAW
Misi yang dibawa nabi
Muhammad SAW adalah cerminan atau panutan bagi seluruh umat manusia yaitu sebagai
berikut:
Menyiarkan agama
Islam
Islam disiarkan atau
didakwahkan Rasulullah SAW secara sempurna terhadap umat manusia yaitu selama
23 tahun.
Menyampaikan wahyu
Allah SWT
Wahyu Allah SWT yaitu
berupa Al Qur’an. Al Qur’an ini di dakwahkan kepada umat manusia dan bangsa
sebagai pedoman hidup.
Menyampaikan kabar
gembira dan peringatan kepada umat manusia
Menyempurnakan akhlak
yaitu akhlak Qurani
Misi nabi Muhammad
SAW tidak hanya dikalangan kaum tertentu saja akan tetapi Rasulullah SAW
diutus untuk seluruh kaum dan bangsa dan ajarannya berlaku untuk seluruh
umat manusia sepanjang masa. Dari berbagai sumber